Saturday, May 6, 2017

Nasehat Ridwan

Mengenai hidup yang kian tak berarti tanpa dimaknai, lelah, bingung, ramai, dan rumit. Begitulah hidup saudaraku, kadang aku merasa berada dalam sebuah dongeng, yang tak mengenal tokoh utama, diadakan hanya untuk mewarnai jalan cerita, yang tanpa ada aku pun cerita akan tetap berjalan. Lain waktu aku merasa jadi tokoh utama, yang menderita dan berharap bahagia diujung cerita, tak jarang pula aku menjadi tokoh antagonis yang jahat dimata orang, tapi itu harus kulakukan. Entahlah sahabatku yang kutau tokoh utama yang selalu baik itu tak ada, yang ada sisi jahatnya disembunyikan, atau dihilangkan oleh Tuhan atas cintanya.

aku berjalan, dalam hidup yang aku tak dapat melihat jalan didepanku, cahaya itu jauh, hanya setitik, aku menuju kearahnya yang semakin terang. langkahku tersandung batu atau mungkin berlian aku tak tau. terdapat taman di kananku penuh bunga dengan sebuah gubuk asri, seorang yang tak kukenal melambai lantas menunjuk gerbang masuk indah yang bertuliskan "surga", kemudian tanganku digenggam, dari belakangku -- dari sisi sebrang taman -- seorang wanita cantik ingin menarikku mengajakku ke tempat yang penuh keramaian.

"ikutlah bersamaku"

"kemana?" tanyaku menghentikan langkahnya

"ketempat yang diciptakan tuhanmu juga"

"adakah tempat yang bukan ciptaan tuhan?"

ia diam, melepas tanganku dan hendak pergi ketempat yang diciptakan tuhan juga.

kutahan ia dan menggenggamnya, kukatakan

"pernahkah kau kesana?" menunjuk gerbang bertuliskan surga.

"itu bukan tempatku"

"mengapa? bukankah itu ciptaan tuhanmu juga"

tangannya terasa panas, dan kulepaskan. ia marah, pergi dan menghilang ke keramaian. aku menuju gerbang surga, bertemu dengan penjaga dan bertanya kepadanya

"dimana tuhan?" tanyaku

"dia tidak dimana-mana"

"tidakkah tuhan disini?"

"dia tidak dimana-mana, tak ada tempat untuknya, dia tidak bertempat, karna dia maha lebih besar, apa kau berfikir ada tempat yang mampu menampung tuhan?"

"ah iya, aku kira juga tidak, lalu kenapa mereka disini?"

"mereka menuai apa yang mereka tanam. beribadah karna surga, memperoleh surga, apa kau berfikir mereka yang disini karna tuhan? tidak, mereka disini karna surga. sesungguhnya tuhanmu maha adil."

"Terima kasih telah mengingatkanku, oh iya, siapa namamu?"

"Ridwan"

aku pun kembali menuju cahaya yang jauh itu, entah mengapa aku merasakan cinta dari itu. ingin kutau darimana asalnya.

meskipun masih jauh, sahabatku, entahlah karna ini cinta, biarlah sang pencinta ini lelah dan dipeluk oleh yang dicinta, sampai kami bersatu.


sahabatmu,  

sang pencinta








Artikel Terkait

Nasehat Ridwan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

silahkan komentar dengan sopan dan jangan tawuran

Search This Blog

Followers