Thursday, May 4, 2017

Devina

"hai mas"

"eh, iya, baru keliatan kamu dev" devina begitulah aku memanggilnya.

"ah kamunya aja yang baru nongol, akumah keliatan terus"

"hehe, masak sih, gimana kabarnya sekarang? tambah cantik aja"

" ah biasamu mas, gombal, gak mempan tau!, baik... alhamdulilah"

"hehe, gak nanya kabarku dev?" godaku.

"males" singkatnya dengan ekspresi melet yang lama tak kulihat.

Ia berlalu meninggalkanku bersama secangkir kopi yang sudah hampir dingin, ah mungkin juga sudah dingin. langkahnya menghilang dari pandanganku, seperti asap yang melayang kemudian menghilang dari sebatang warisan nenek moyang yang kini berada disela jariku.

Devina begitulah aku memanggilnya, dan percakapan barusan itu seolah lenyap tergantikan oleh kata-kata jalaludin rumi dari buku yang sedang kubaca:


" Bagaimana keadaan sang pencinta?
tanya seorang lelaki.
Kujawab, "jangan bertanya seperti itu, sobat:
Bila engkau seperti aku, tentu engkau akan tahu;
Ketika dia memanggilmu,
engkaupun akan memanggilnya 
- Jalaluddin Rumi-

"Mas,!" sambil menepuk pundakku, membuyarkan fokus mataku ke kata Cinta

"iya sayang" ceplosku sekenanya, sembari menoleh kearah yang ternyata davina, kembali dengan membawa secarik kertas dan pulpen yang tidak standar. pink warnanya.

"ih kamu mah, sayang-sayang kapan jadiannya" 

"emang manggil sayang harus jadian? :p"

"mbuhlah mas, aku ada tugas wawancara orang aneh nih mas, mau ya tak wawancara"

"apaan, aneh? mending wawancara dirimu sendiri pake cermin"

"udah manut ajalah, pokoknya tak wawancara, siapa yang paling kamu cintai?"

"pertanyaan macam apa ini?"

"udah jawab ajah! huh, ini buat menilai psikologimu intinya gitulah"

"oh iya kamu calon psikopat yah, eh psikiater maksudnya. tergantung yang nanya siapa juga sih untuk pertanyaan itu" godaku 

"bisa saja aku jawab kamu, iya kamu! :p"

"serius ini lho :O" geramnya

"iya kalo yang nanya tuhan, aku jawab kamu, kalo yang nanya orang lain aku jawab bukan kamu haha"

"maksudku manusia yang paling kamu cintai mas, kalo tuhan ya jelaslah"

"oh manusia, kalo aku jawab kamu juga?' godaku lagi"

"ih yang jujur lho"

"lho inikan tes psikologi bukan tes kejujuran kan? gimana sih"

"mbuhlah mas percuma aku wawancara kamu, mending nyari orang aneh lain yang agak waras"

"haha yaudah sono minggat"

ia berlalu meninggalkanku, menikmati cintaku


Pekalongan, 04 mei 2017


Aku



Artikel Terkait

Devina
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

silahkan komentar dengan sopan dan jangan tawuran

Search This Blog

Followers